Integrasi Pertanian Desa Mandiri selanjutnya disebut INTANSARI adalah sebuah konsep pengembangan pertanian yang menggabungkan berbagai sektor pertanian (tanaman pangan, peternakan, perikanan, kesehatan, dll.) dalam satu kesatuan sistem yang saling mendukung, berbasis pada potensi lokal desa, dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat desa itu sendiri. Tujuan INTANSARI untuk menciptakan ketahanan pangan, ekonomi, dan kemandirian desa melalui pertanian yang berkelanjutan dan efisien.
HASTOPO (DELAPAN PONDASI PERTANIAN)
URAIAN penjelasannya adalah sebagai berikut: (1) Tanggung jawab (Sambang, Sambung, Sumbang) berarti: Komitmen terhadap ketahanan pangan; Bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup; Upaya menjaga keseimbangan ekosistem; dan Kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat desa. Bukan Bisnis berarti menolak melihat pertanian semata-mata sebagai alat mencari untung.
(2) Memberkati berarti: Memberi manfaat bagi manusia dan alam; Menjadi berkah bagi petani, konsumen, dan generasi mendatang; dan Menumbuhkan kehidupan baik secara harfiah dan maknawi. Bukan Menyakiti: Tidak merusak tanah, air, atau ekosistem; Tidak memiskinkan petani atau mengeksploitasi tenaga kerja; Tidak mendorong ketimpangan sosial atau ketergantungan pada pihak luar (seperti korporasi besar atau pupuk kimia berlebih). (3) Ramah lingkungan berarti: Mengelola tanah tanpa merusaknya; Menggunakan pupuk organik, daur ulang limbah ternak & tanaman; Mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia; dan Menjaga keseimbangan ekosistem (serangga, mikroba tanah, dll). Bukan Merusaknya: Tidak membuat tanah mati atau kehilangan kesuburan; Tidak mencemari air atau udara; Tidak mengubah lanskap secara destruktif.
(4) Mengatasi masalah berarti: Limbah ternak → jadi pupuk tanaman; Lahan sempit → bisa produktif secara multifungsi; Ketahanan pangan → bisa dicapai mandiri dari desa; dan Pengangguran → jadi lapangan kerja lokal. Bukan menambah masalah: Tidak menciptakan limbah baru; Tidak bergantung pada bahan kimia mahal; Tidak membuat petani terlilit utang; dan Tidak menimbulkan konflik lahan atau degradasi lingkungan. (5) Pertahanan berarti: Ketahanan pangan atau kedaulatan bangsa; Desa yang kuat pangan atau tidak bergantung pada impor; dan Sistem lokal yang mandiri atau lebih tahan terhadap krisis global (ekonomi, iklim, konflik). Bukan kelemahan: Jangan anggap sektor pertanian itu lemah, kuno, atau tidak modern; Jangan remehkan petani—mereka garda terdepan kehidupan; dan Pertanian bukan beban subsidi, tapi aset strategis bangsa.
(6) PEnuh TAnda NIlai (PETANI) berarti: Menyambung hidup orang banyak lewat pangan; Merawat bumi, bukan merusaknya; Membentuk karakter (sabar, tekun, bertanggung jawab); dan Tidak glamor, tapi esensial. Pekerjaan yang sering diremehkan, padahal: menopang peradaban; mewakili kearifan lokal; dan berakar pada cinta tanah air dan cinta alam. (7) Tawakal berarti: Menanam, merawat, dan berserah hasilnya pada Tuhan YME; dan Bertani itu kerja keras yang tetap rendah hati pada ketentuan alam. Amanah: Tanah itu titipan, bukan sekadar aset; Bertani berarti menjaga kehidupan, bukan sekadar produksi. Niat Ibadah: Setiap tetes keringat punya nilai; Memberi makan orang lain adalah amal yang besar; dan Menyatu dengan ciptaan Tuhan YME yaitu tanah, air, udara, makhluk hidup.
(8) "Pertanian itu pasrah" bukan berarti menyerah, tapi tunduk pada ritme alam dan kehendak Tuhan YME. Penjelasannya, (a) Pasrah setelah ikhtiar: Petani bisa menanam, menyiram, dan merawat tetapi tidak bisa mengatur hujan, serangan hama, atau hasil panen; dan ada batas antara usaha manusia dan kekuasaan alam. (b) Pertanian mengajarkan kerendahan hati: tidak boleh sombong walau sudah ahli; dan harus sabar dan siap kecewa, tapi tetap mencoba lagi. (c) Ada nilai sufistik di dalamnya: Menyatu dengan alam; Menerima takdir dengan lapang dada; dan Ikhlas memberi tanpa banyak pamrih.
Dalam Pertanian Terpadu terdapat pendekatan konsep Energi, Vibrasi, dan Frekuensi dapat membuka jalan baru yang lebih holistik, berkelanjutan, dan spiritual. Misalnya, secara fisik ada energi matahari, air, atau angin, dan energi yang dihasilkan dari limbah ternak atau tanaman, bisa diubah jadi biogas, pupuk organik, atau pakan. Secara metafisik, Petani sebagai "channel" energi positif apabila menanam dengan cinta, maka hasilnya akan membawa nilai hidup lebih tinggi. Jadi, Pertanian terpadu yang dijalankan dengan kesadaran akan siklus energi bisa lebih efisien, sehat, dan harmonis.
Vibrasi bisa dilihat sebagai frekuensi alami dari semua elemen pertanian. Contoh penerapannya: Tanah sehat punya vibrasi tinggi yaitu penuh mikroba, hidup, subur. Jadi Pertanian bergetar atau vibrasinya tinggi, ini berarti hasil panen lebih sehat, lebih enak, lebih kuat menghadapi hama.
Frekuensi adalah bahasa energi yang lebih terukur dan halus. Dalam pertanian, frekuensi bisa jadi jembatan antara sains dan spiritualitas. Karena frekuensi adalah bahasa energi yang lebih terukur dan halus. Contoh Penerapannya adalah: Frekuensi air yang disucikan/ diprogram, seperti konsep "structured water" (air dengan kristal harmonis) untuk menyiram tanaman.
🔄 Semua Terhubung dalam Sistem Terpadu, yaitu:
Limbah dari hewan mejadi energi biogas.
Tanaman ditanam dengan teknik permakultur, dan dibacakan doa.
Air yang digunakan sudah diberi gelombang suara penyembuhan.
Petani bekerja dengan kesadaran tinggi, bukan sekadar “produksi”, tetapi “berkarya selaras dengan alam.”
Ini bukan cuma pertanian, tetapi ekosistem hidup yang seimbang, tempat spiritualitas bertemu teknologi dan alam. Menggabungkan energi, vibrasi, dan frekuensi ke dalam pertanian terpadu menciptakan sebuah sistem bioenergetik pertanian. Sehingga tidak hanya menghasilkan makanan yang sehat, tetapi juga membangun kesadaran kolektif dan hubungan spiritual dengan alam. klik video selengkapnya
"Integrasi sawah dengan peternakan sapi adalah solusi pertanian terpadu yang efisien dan berkelanjutan. Manfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak dan kotoran sapi sebagai pupuk organik untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksi."