PERAWATAN ALAS KANDANG AYAM

ALAS kandang ayam merupakan bagian penting yang sering kali luput dari perhatian, padahal perawatannya sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan ayam. Alas kandang yang bersih dan kering dapat mencegah berbagai penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.

Jenis alas kandang umumnya menggunakan sekam padi, serbuk gergaji, atau jerami kering. Bahan-bahan ini berfungsi menyerap kelembapan dari kotoran ayam dan tumpahan air minum. Oleh karena itu, perawatan alas kandang harus dilakukan secara rutin agar tidak lembap dan menimbulkan bau.

Langkah pertama dalam perawatan alas kandang adalah memeriksa kondisi alas setiap hari. Jika terlihat terlalu basah, menggumpal, atau berbau menyengat, maka bagian tersebut harus segera dibuang dan diganti dengan yang baru. Idealnya, seluruh alas diganti secara menyeluruh setiap 1–2 minggu, tergantung pada tingkat kelembapan dan jumlah ayam dalam kandang.

Selain itu, alas kandang sebaiknya dibolak-balik setiap beberapa hari untuk menjaga sirkulasi udara dan mencegah terbentuknya lapisan basah di bawah permukaan. Saat mengganti alas, lantai kandang sebaiknya disemprot dengan disinfektan untuk membunuh kuman dan mencegah penyebaran penyakit.

Dengan menjaga kebersihan dan kekeringan alas kandang, kondisi kandang tetap nyaman, ayam tumbuh dengan baik, dan risiko penyakit seperti kaki busuk atau infeksi saluran pernapasan dapat diminimalkan. klik video selengkapnya


KOMPOSISI MEMBUAT ALAS KANDANG AYAM

ALAS kandang ayam yang baik sangat berperan dalam menjaga kesehatan unggas, mencegah bau, serta menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Salah satu inovasi ramah lingkungan yang kini banyak diterapkan peternak adalah pemanfaatan bahan organik seperti kotoran hewan (kohe) sapi, kohe kambing, dan sekam padi sebagai alas kandang fermentasi.

Bahan-bahan tersebut tidak hanya mudah diperoleh, tetapi juga memiliki manfaat agronomis dan kesehatan bagi ayam. Komposisi pembuatan alas kandang organik ini meliputi:

Kohe sapi (40%)
Kohe sapi berfungsi sebagai sumber bahan organik kaya mikroorganisme. Teksturnya lembut dan mampu menyimpan kelembapan, namun tetap harus difermentasi agar tidak menimbulkan gas amonia yang berbahaya.

Kohe kambing (30%)
Kohe kambing memiliki kandungan nitrogen yang lebih tinggi dan struktur yang lebih kering, sehingga cocok untuk menjaga keseimbangan kelembapan alas kandang. Kombinasi dengan kohe sapi menghasilkan campuran yang stabil secara biologis.

Sekam padi (30%)
Sekam padi berperan sebagai bahan penyerap kelembapan, memperbaiki aerasi, dan menjaga alas tetap gembur. Sekam juga membantu mengurangi bau serta mempermudah pengadukan.

Dengan komposisi ini, alas kandang tidak hanya mendukung kesehatan ayam dan mengurangi bau, tetapi juga bisa diolah menjadi kompos yang bernilai tinggi setelah masa pakainya habis. klik video selengkapnya


KANDANG YANG IDEAL UNTUK TERNAK AYAM KAMPUNG

KANDANG merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan beternak ayam kampung. Kandang yang ideal bukan hanya tempat tinggal ayam, tetapi juga lingkungan yang mendukung pertumbuhan, kesehatan, dan produktivitas ternak.

Untuk ayam kampung, kandang ideal harus memenuhi beberapa kriteria penting, baik dari segi desain, bahan, maupun fungsionalitasnya. Secara umum, kandang yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Sirkulasi udara yang baik
Kandang harus memiliki ventilasi cukup agar udara segar bisa masuk dan bau amonia dari kotoran tidak menumpuk. Sirkulasi udara yang baik mencegah ayam dari serangan penyakit pernapasan.

Pencahayaan alami
Sinar matahari sangat penting untuk menjaga suhu kandang, membunuh bibit penyakit, dan membantu proses metabolisme ayam. Oleh karena itu, kandang sebaiknya dibangun menghadap timur agar mendapat cahaya pagi.

Ketinggian dan keamanan
Idealnya, lantai kandang ditinggikan 40–60 cm dari tanah untuk mencegah kelembapan dan gangguan hama seperti ular atau tikus. Dinding kandang bisa menggunakan bambu, kayu, atau kawat, yang penting aman dan tidak menyakiti ayam.

Kepadatan sesuai kapasitas
Kepadatan ayam dalam kandang harus diperhatikan, misalnya 7–10 ekor per meter persegi, agar ayam tidak stres dan mudah bergerak.

Alas kandang yang menyerap kotoran
Gunakan alas dari sekam, jerami, atau bahan organik lain yang mudah dibersihkan dan dapat menyerap kelembapan. Alas kandang juga bisa difermentasi untuk mengurangi bau dan penyakit.

Mudah dibersihkan dan dirawat
Desain kandang harus memungkinkan peternak mudah membersihkan, memberi pakan, dan mengontrol ayam setiap hari.

Kandang bisa berbentuk sistem koloni (lantai penuh) atau sistem baterai/rak, tergantung jumlah ayam dan tujuan pemeliharaan. Yang terpenting, kandang harus memberi rasa aman dan nyaman bagi ayam, sehingga mereka bisa tumbuh sehat, aktif, dan produktif. klik video selengkapnya


PANDUAN TERNAK AYAM KAMPUNG

TERNAK ayam kampung merupakan salah satu usaha peternakan yang menjanjikan, terutama bagi masyarakat pedesaan. Selain perawatannya yang relatif mudah dan biaya yang terjangkau, permintaan pasar terhadap ayam kampung terus meningkat karena rasanya yang khas dan kandungan gizinya yang tinggi. Usaha ini tidak hanya bisa menjadi sumber penghasilan tambahan, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi bisnis utama yang berkelanjutan.

Panduan ini disusun untuk memberikan informasi lengkap dan praktis bagi para peternak pemula maupun yang ingin meningkatkan skala usaha ternaknya. Mulai dari pemilihan bibit unggul, pembuatan kandang yang sesuai, manajemen pakan dan kesehatan ayam, hingga strategi pemasaran hasil ternak. Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan para peternak dapat menjalankan usaha ternak ayam kampung secara lebih efektif, efisien, dan menguntungkan. klik video selengkapnya


MENCEGAH PENYAKIT PADA AYAM KAMPUNG

AYAM kampung merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki nilai ekonomi tinggi bagi peternak. Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal, kesehatan ayam kampung harus dijaga dengan baik. Salah satu tantangan utama dalam beternak ayam kampung adalah ancaman penyakit yang dapat menimbulkan kerugian besar.

Pencegahan penyakit pada ayam kampung lebih efektif dan murah dibandingkan dengan pengobatan. Oleh karena itu, peternak perlu melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti menjaga kebersihan kandang, memberikan pakan yang bergizi, serta memastikan ketersediaan air bersih setiap hari. Vaksinasi secara rutin juga sangat penting untuk mencegah penyakit menular seperti Newcastle Disease (tetelo), Gumboro, dan flu burung.

Selain itu, penting untuk mengisolasi ayam yang sakit agar tidak menularkan penyakit kepada ayam lain. Peternak juga dianjurkan untuk rutin memantau kondisi ayam dan mengenali gejala awal penyakit, seperti ayam yang lemas, nafsu makan menurun, atau perubahan warna kotoran.

Dengan menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik dan disiplin dalam tindakan pencegahan, peternak ayam kampung dapat meminimalkan risiko penyakit dan meningkatkan produktivitas ternaknya. klik video selengkapnya


CARA AGAR AYAM TIDAK BERHENTI BERTELUR

Memelihara ayam petelur memang bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan, tapi terkadang produksi telur bisa menurun bahkan berhenti. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi para peternak. Lalu, bagaimana cara agar ayam tidak berhenti bertelur?

Pertama, pastikan ayam mendapatkan pakan yang bergizi dan seimbang. Nutrisi yang lengkap—seperti protein, kalsium, dan vitamin D—sangat penting untuk mendukung produksi telur yang konsisten. Berikan pakan berkualitas atau racikan khusus untuk ayam petelur secara teratur.

Kedua, jaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Ayam yang stres karena kandang kotor atau sempit cenderung berhenti bertelur. Pastikan kandang memiliki ventilasi yang baik, pencahayaan cukup, dan kebersihan terjaga setiap hari.

Ketiga, berikan pencahayaan yang cukup, terutama jika kamu memelihara ayam di musim hujan atau tempat yang minim sinar matahari. Ayam membutuhkan pencahayaan sekitar 14-16 jam per hari agar tetap produktif.

Keempat, hindari stres pada ayam, baik dari gangguan hewan lain, suara bising, atau penanganan yang kasar. Stres bisa langsung memengaruhi sistem reproduksi ayam dan menyebabkan produksi telur menurun.

Kelima, perhatikan umur ayam. Produksi telur biasanya mulai menurun ketika ayam sudah berumur lebih dari 1,5 tahun. Untuk menjaga produktivitas, kamu bisa mulai meremajakan populasi ayam secara bertahap.

Dengan perawatan yang tepat dan perhatian terhadap kebutuhan dasar ayam, produksi telur bisa tetap stabil bahkan dalam jangka panjang. klik video selengkapnya


CARA MENCETAK AYAM KAMPUNG PEDAGING UNGGUL

Mencetak ayam kampung pedaging unggul bukan hanya peluang bisnis menjanjikan, tetapi juga langkah strategis dalam memenuhi kebutuhan protein hewani yang sehat dan alami.

Ayam kampung dikenal memiliki citarasa khas dan nilai jual tinggi. Namun, tantangan terbesar dalam budidayanya adalah pertumbuhan yang lambat dan efisiensi pakan yang rendah. Untuk itu, dibutuhkan strategi tepat guna mencetak ayam kampung pedaging yang cepat panen, efisien, dan tetap berkualitas.

1. Pemilihan Bibit Unggul
Langkah pertama adalah memilih bibit hasil persilangan antara ayam kampung lokal dengan ayam pedaging seperti broiler atau ayam arab. Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) adalah salah satu contoh ayam kampung hasil pemuliaan yang tumbuh cepat dan tahan penyakit.

2. Manajemen Kandang yang Baik
Gunakan kandang sistem semi intensif atau intensif agar ayam lebih mudah dikontrol dan pertumbuhannya optimal. Pastikan sirkulasi udara lancar, suhu stabil, serta kebersihan kandang selalu terjaga untuk mencegah penyakit.

3. Pemberian Pakan Berkualitas
Untuk mempercepat pertumbuhan, ayam kampung pedaging perlu diberi pakan tinggi protein sejak usia dini. Kombinasikan pakan pabrikan dengan pakan alami seperti dedak halus, jagung giling, dan tambahan daun-daunan bernutrisi seperti daun pepaya atau katuk.

4. Program Vaksinasi dan Biosekuriti
Agar ayam tumbuh sehat dan tidak mudah terserang penyakit, lakukan vaksinasi sesuai jadwal dan terapkan prinsip biosekuriti ketat. Cegah keluar masuknya hewan atau orang yang tidak berkepentingan ke dalam area peternakan.

5. Pemanenan dan Pemasaran
Ayam kampung pedaging hasil pembibitan dan perawatan intensif bisa dipanen pada usia 60–70 hari dengan bobot ideal 1–1,2 kg. Untuk nilai jual lebih tinggi, peternak bisa menjual dalam bentuk ayam hidup, ayam potong, atau olahan siap masak.

Dengan menerapkan pola pemeliharaan modern dan berbasis ilmu pengetahuan, mencetak ayam kampung pedaging tidak hanya menghasilkan keuntungan besar, tapi juga mendukung ketahanan pangan lokal. klik video selengkapnya